“Mari saudara semuanya!! kita eratkan kebersamaan
untuk mendukung dan ikut serta dalam pengembangan prestasi demi
memajukan Almamater tercinta.” –nn, diucapkan dengan teriakan khas-
Ngeh gak maksudnya Almamater diatas itu apa? Ngeh
dong ya, masa gitu aja gak tau. Betul sekali, maksudnya adalah jas!
|…………………………..| *modif jas Almamater
biar ‘maju’*
Well, Almamater yang dimaksud adalah Kampus
atau sekolah atau lembaga pendidikan. Tapi kenapa istilah yang dipakai itu Almamater ? Kenapa harus ada istilah Almamater? Kenapa gak langsung aja pake
istilah kampus atau sekolah gitu? Sebenernya apa coba maksud si penggagas
istilah Almamater dipakai buat nyebut
kampus itu?
Alamamater
sebenernya berasal dari bahasa latin, Alma-Mater, yang kalo diartiin ke bahasa
inggris jadi nourishing mother,
dan ke bahasa Indonesia jadi Ibu Asuh atau Ibu Susuan. |( . Y . )|. Di jaman
Romawi kuno, istilah ini dipake buat nyebut mother
goddess - Dewi ibu. Sedangkan di abad
Pertengahan, Kristen di Eropa make istilah Almamater buat Perawan Maria. Di masa sekarang, Almamater biasanya lebih merujuk ke
sekolah, kampus, Universitas atau lembaga pendidikan apapun, yang kemudian
mengarah pada beberapa atribut yang digunakannya, kayak misalnya jaket atau jas
Almamater. Lah kok?
Bukan, bukan berarti kampus yang
make istilah Almamater ini terus jadi
nganggap diri sebagai Dewi dan harus disembah sama mahasiswanya, tapi sebagai
‘ibu asuh’. Maksudnya, kampus, yang notabene sebuah tempat untuk mendidik,
memposisikan dirinya sebagai seorang ibu asuh, yang ngabdiin buat ngasuh
anak-anak asuhnya. Siapa anak asuhnya? Ya secara umum mahasiswa yang ada ditiap
kampus itu. Konsep yang sangat-sangat baik dan mulia :’)
Itu secara konsep, di
kenyataannya? Gak sedikit kampus yang malah menjalin hubungan sebagai
rekan-bisnis sama mahasiswanya, bukannya sebagai anak-ibu asuh. Kampus dijadiin
tempat bisnis sama pengelolanya, dijadiin tempat jual beli ijazah, nilai atau
bahkan pangkat. Ada juga kampus yang malah suka banget bikin mahasiswanya susah
sama birokrasi yang rumit. Jauh dari kata ‘membimbing’. Kalo udah kayak gitu,
konsep Almamater yang ada dikampus
itu gak lebih dari cuma sekedar jas atau jaket Almamater, sedang essensi utamanya malah ilang.
Iya seriusan, harusnya kampus itu jangan bikin ribet mahasiswanya ! *dijewer rektor*
Anyway, gak Cuma kampus sebenernya yang harus praktekin konsep dari
Almamater ini, tapi mahasiswanya
juga. Mahasiswa juga harus paham konsep Almamater
itu kayak apa, dari sudut pandang dia. Kalo masing-masing udah saling pahamkan hubungan yang terjalin juga mungkin bisa
jadi lebih harmonis. Kampus, sebagai alamamater, mengasuh dan membimbing
mahasiswanya, mahasiswanya, sebagai asuhan Almamater berbakti sama Almamaternya.
Sama-sama enak kan jadinya, saling ngisi. Tapi gue yakin sih gak semuanya bisa
ideal kayak gini, ehehehe XD. (kw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar